Senin, 14 Februari 2011

Not Just A Friendship

My story-Like on FB
CLICK THIS
and
CLICK HERE

Here is it..

Aku terkejut ketika papa memutuskan untuk pindah ke Bandung.Sebenarnya aku tak mau pindah, namun ayah sudah kehilangan pekerjaannya. Aku tak bisa tetap tinggal di Jakarta, yang biaya hidupnya serba mahal. Tapi, aku jalani sajalah,mungkin hidupku akan lebih baik.

Mobil papa melaju dari rumahku. Selamat tinggal,my home sweet home! Rumah kami akan dijual. Papa akan mengontrak rumah kecil untuk kami tinggali. Sepanjang perjalanan, terdengar isak tangis kakakku. Ia merasa sedih harus meninggalkan teman-temannya. Sementara adikku, asyik bermain robot. Ia memang baru menduduki kelas 1, jadi ia tidak terlalu sedih atas kepindahan ini.


Mobil ayah berhenti disebuah rumah kecil. Ukurannya lebih kecil dari rumahku dulu. Cat birunya pun sudah tampak pudar. Aku melangkah pelan memasuki rumah baruku.

"Quel,Len, kamarmu disini" ujar ibu.
"Kamar Excel dimana,Bu?" tanya Excel.
"Excel, kamu tidur dengan ibu dan ayah ya" sahut ayah.
Aku dan Kak Valenna memasuki kamar baru kami. Kakakku yang usianya lebih tua dariku 2 tahun ini tampaknya sudah tidak merasa sedih lagi. Aku juga begitu. Ku rasa, hari-hariku akan menjadi lebih baik.

***

SDS Arjuna Bangsa, sekolah baruku. Sekolah swasta ini termasuk sekolah yang bagus. Hari ini, aku mulai bersekolah. Saat aku memasuki kelas 5.3,

"Anak-anak,ini Raquella Agatha,murid baru pindahan dari Jakarta, Ibu harap kalian dapat berteman baik dengan Quella." ujar Ibu Kirana, wali kelas 5.3.

"Eh, anak Jakarta, ngapain kamu pindah kesini?" tanya Zaqueline.
"Aku, Hmmm.. Ayahku kehilangan pekerjaannya.." ujar Quella.
"Ooh, ternyata orang miskin ya? Heh, sana pindah, cari SD lain,jangan disini,ini SD mahal.." sombong Zaqueline.
"Maksudmu apa? Kamu tak boleh memperlakukan aku seperti ini.." ujarku geram.
"Wah, berani melawan? Okay,okay, sikapku tak akan sebaik yang kau kira!" ujar Zaq.

Sejak itu sikap Zaq tak begitu baik padaku. Untungnya aku punya teman baru bernama Villa. Ia sangat baik dan ramah. Terkadang, ia juga membelaku kalau Zaq mencelaku. Aku sangat berterimakasih dapat bertemu dengannya.

Hari ini, hari ke5 aku bersekolah di SDS Arjuna Bangsa.
"Anak-anak, ibu memberikan kalian tugas IPA, yaitu mencari informasi tentang hewan-hewan langka yang ibu tulis dipapan tulis. Kalian harus mengumpulkannya hari Senin." ujar Bu Kirana.
"Berkelompok ya, dua orang" lanjutnya.
Aku pun mengajak Villa untuk sekelompok denganku. Tentu saja ia bersedia. Kami akan mengerjakannya sepulang sekolah, di rumah Villa. Rumah Villa tak jauh dari rumahku, namun aku belum pernah melihat rumahnya.

***
Ting,Tong!
Aku menekan bel. Aku terkejut melihat rumah Villa yang besar sekali. Rumahnya tingkat dua. Mungkin 2 atau 3 kali lipat rumahku! Taman depannya dipenuhi bunga dan rerumputan hijau. Disana terdapat kandang kelinci dan kucing yang berlarian di taman.

"Hai, Quel! Silahkan masuk," ujar Villa sopan.
"Hai juga, dimana kita mengerjakan tugas?" tanyaku.
"Dikamarku saja,yuk! Eh nih minum dulu" jawabnya.
"Oh, terima kasih!" balasku.

Aku pun memasuki kamar Villa. Wonderful! Rapi sekali. Dinding berwarna pink dengan gambar bunga mawar. Kasur empuk dan seprai bunga mawar terbentang rapih. Lemari kayu di sudut ruangan, disebelahnya terdapat meja belajar yang nyaman. LCD TV dan laptop lengkap di ruangan ini. Kamar yang begitu nyaman!

Villa pun membuka laptopnya dan menyolokkan modem. Internet pun sudah terhubung. Ia membuka google dan mengetik kata kunci di search engine. Aku pun membacakan hewan-hewan yang harus kita cari.

"Vil, kok mukamu pucat? Apakah kamu sakit?" tanyaku.
"Aku lemas. Aku ingin istirahat." jawabnya.
"Ya sudah kalau kamu ingin istirahat, aku pulang saja" ucapku.
"Tidak. Aku cuma istirahat sebentar,kok" ujarnya sambil menuju ke tempat tidur.

Bruk! Tiba-tiba saja Villa jatuh pingsan. Aku pun memanggil Kak Shilla, kakak Villa yang kelas 2 SMP.

"Quel, sebaiknya kamu pulang dulu. Nanti kalau Villa sudah sadar, kalian boleh belajar bersama lagi" ujar Kak Shilla.
"Baik,Kak" jawabku.

Apa penyebab Villa pingsan? Pertanyaan itu masih membekas di pikiranku. Aku pun pulang ke rumah dengan muka bertanya-tanya. Villa, semoga kau tak apa-apa.

***
"Halo, bisa bicara dengan Raquella?" tanya suara disebrang sana.
"Halo, iya ini dengan saya sendiri" jawabku.
"Quel, Villa masuk rumah sakit, sekarang di rumah sakit sebrang sekolah. Kamar no. 23." ujar Kak Shilla.
"Apa? Ok, kak aku segera kesana!"

Setelah minta izin terhadap ibu, aku pergi ke rumah sakit. Karena tak ada kendaraan, aku jalan kaki. Tapi, saat melihat mobil Zaq di depan rumahku, aku terdiam. Wah gawat, pasti celaan lagi yang kudapat.

"Ada apa,Zaq?"
"Quel, aku mau menjenguk Villa, kau mau ikut?"
"Ya, tujuanku sama denganmu. Trims, Zaq"

Tumben ia mau memberi tumpangan.Namun, tanpa berpikir panjang aku menaiki mobil Zaq, daripada harus mandi keringat berlari di siang hari yg panas ini.

"Quel, maafkan aku ya, aku selalu mencelamu," ujar Zaq.
"Ya tentu kumaafkan,Zaq"

***
"Villla.." seru ku dan Zaq.
Villa terbaring lemas di tempat tidur. Ia tampak sangat lemas.
"Maafkan aku ya, selama ini aku telah mencela kalian berdua" sesal Zaq.
"Tidak apa-apa" sahutku dan Villa.
"Vill, kau sakit apa?"
"Leu..kimi..a" ujar Villa. Tampaknya ia ingin menangis.
"Penyakit ini, penyakit mematikan.." lanjutnya.
"Kemungkinan untuk tetap hidup pun sangat kecil. Aku harus berjuang, supaya bisa tetap bertemu dengan kalian!" seru Villa bersemangat.
"Zaq, kau mau kan jadi sahabatku?" tanya Villa.
"Tentu." ujar Zaq.
"Pokoknya kita harus membantu Villa agar sembuh. Ayo Villa berjuang!" seruku.
***
Sudah 2 bulan berlalu,
Villa masih di rumah sakit. Aku dan Zaq selalu menjenguk Villa.
"Vil, hari ini ibu kantin menjual blueberry crunch pie!" ujarku.
"Waw, dari namanya saja sudah terdengar sangaat lezat, bagaimana rasanya ya?" tanya Villa.
"Tentunya sangat enak" kata Zaq.

Disekolah,aku sering kali kesepian. Namun, ada Zaq yang selalu menemaniku. Zaq selalu menghiburku.
***
Sampai pada hari ini,
Kring,Kring..
Telepon rumah berbunyi.
"Halo, bisa bicara dengan Quella?" tanya seseorang.
"Ya, saya sendiri" ujarku.
"Quel, Villa, sembuhh!" ujar Kak Shilla.
"Horee!"lonjakku senang.
"Kak, i wanna meet her, where is she?" tanyaku.
"Di taman, coba saja ke sana" jawab Kak Shilla
"Thanks, Kak!"

Setelah menutup telepon, aku pergi menuju taman menggunakan sepeda yang baru dibeli ayah. Kini, ayah telah mendapat pekerjaan. Kami pun membeli rumah yang masih di daerah Lembang. Memang sih, rumah itu tak sebesar rumah kami waktu di Jakarta, namun yang penting kita tak perlu mengontrak lagi!

"Villa, kau sudah sembuh?" tanyaku saat melihatnya di kursi taman.
"Ya seperti yang kau lihat"
"Hai semuaa" sapa Zaq.
"Yuk, kita main lompat tali!" ajak Villa.

Akhirnya, ya Allah, sahabat tercintaku bisa sembuh. Alhamdulillah. Villa pun kembali masuk sekolah lagi. Sekarang sudah kembali seperti dulu,namun bedanya, Zaq sudah menjadi sahabat kami!

Teman, berjuanglah,jangan putus asa! Juga jagalah persahabatanmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hai semuaa.. Udah baca kan? Jangan lupa commentnya ya! Jangan lupa, NO SPAM! Ok! Silahkan comment!